Tuesday, February 28, 2012

'Dagelan'

Malam kian larut... 
Hiruk pikuk di suatu desa semakin bising terdengar. nampak tua muda, kakek nenek, suami istri, laki gadis mulai mengerumuni tanah lapang yang memang sudah ditetapkan oleh Pak lurah untuk menonton layar tancep. apalagi diluaran sana, langit malam terasa begitu akrab menyapa warga desa dengan sinar rembulan. malam yang sangat diharapkan oleh sebagian besar warga desa, mengingat hanya itu hiburan satu-satunya untuk sekedar melepas penat dari berladang di pagi hari..


Thursday, February 23, 2012

Sang Waktu

Ia tak pernah bisa dihentikan, namun ada masanya ia akan berhenti untuk selama-lamanya..
Ia hanya terus berlari menyapa semua makhluk dunia.. 
Ia akan selalu singgah di semua perputaran rasa.. 
Terkadang ia mampu membuat dunia tertawa? tapi sering juga ia mampu membuat bumi meneteskan air mata..


Berjalan dengan pasti, bahkan berirama dengan norma..
Sayang, ia tak mampu mundur kebelakang? meski hanya satu masa..
Ia sering dikaitkan dengan mata uang (menurut sang kapitalis) dan sebilah mata pedang (menurut sang islamis), terserah siapa berkata..
Yang pasti, peraduannya akan selalu ada dalam setiap nyawa..


Tuesday, February 21, 2012

Prinsip Q !! Km??

"In relationship", "Engaged", "Married", mungkin ini yang sering kita liat dibanyak akun manusia disitus jejaring maya yang acapkali kita sambangi tiap harinya. Entah itu benar atau tidak, yang pasti muncul pertanyaan di space otak ku? "itu bener anak seumuran kuliahan, bahkan bocah sudah "married"?  ah sudahlah, itu bukan kesibukanku memikirkan hal minor semacam masalah status 'kepemilikan' teman wanita..

............................................


Friday, February 3, 2012

Untitled


25 januari 2012…….

Sinar mentari memasuki jendela kecil kamarku, memaksaku untuk segera bangun dari wisata pulau kapuk pasca kutunaikan shalat subuh berjamaah di masjid besar kampung. Sepertinya letih masih terasa setelah kemaren siang aku dan bapak bersama-sama menziarahi dan membersihkan pusara Emak dan saudara-saudara kami yang telah dipanggil oleh-Nya. Ada kata yang tersimpan di hatiku, saat kucabuti satu persatu rerumputan kecil yang menumbuhi pusara Emak.  Ingin ku berkata, “Emak zen pulang, emak sehat? Oia Mak, meski IP semester ini turun, Alhamdulillah IPK masih 3 koma Mak..” berulangkali aku mengatakan kata itu didepan patok kayu bertuliskan nama Emak. Hanya semilir angin yang menyahuti perkataanku, meski dalam hati aku sangat berharap Emak akan berkata, “Alhamdulillah emak sehat, yo sukur IP mu apik, belajar sing kenteng, engko enake nganggo dewek ikih” itu perkataan beliau semasa masih hidup, jika aku bercerita masalah akademik pada beliau. Kembali kusisihkan dedaunan kering dan rumput kecil yang asik tumbuh di pusara Emak. Setelah bersih, ku terdiam dalam do’a yang kupanjatkan kepada-Nya, untuk kebaikan Emak di alam kubur sana…