Tuesday, March 13, 2012

KONTRIBUSI

"Raut wajah polos termangu menatap penuh arti disetiap ucapan yang keluar dari kantung suara Senior, orang yang kebetulan telah memasuki dunia perkuliahan 1-5 tahun lebih awal ketimbang si pemilik mimik. Sesekali Ia termanggut-manggut mengiyakan orasi Senior jika uraian yang disampaikan sesuai dengan yang ada di pikiran Ia. Terlebih jika Ia merasa orang paling berkontribusi di setiap bentuk pengkaderan yang dicanangkan oleh pihak Senior, Ia dengan tegap dan antusias angkuh berada di barisan terdepan untuk mendengarkan wejangan Senior."

Setaun yang lalu, mungkin itu gambaran singkat yang dialami oleh segenap angkatan 2010 mahasiswa kampus ITS Surabaya, dan kini diwarisi oleh segenap mahasiswa angkatan 2011. Wajah penuh kepolosan dan kesan 'cupu' melekat akrab selama menjalani fase perubahan dari siswa ke mahasiswa. Masa transisi yang diwarnai dengan isu pengkaderan, isu penuh dengan pembentukan mental dan penanaman bibit-bibit baru untuk melanjutkan tunas-tunas baru Himpunan Mahasiswa yang menaungi jurusan itu sendiri. Untuk itulah isu berlabel 'kontribusi' dihembuskan disetiap bentuk pengkaderan yang ada, entah bahasan dangkal mengenai arti 'kontribusi' yang disampaikan oleh Si Senior kepada Si Junior, yang jelas Si Junior mau dan aktif dalam bentuk pengkaderan, itu sudah lebih dari cukup, mengingat dengan sikap 'nurut' Si Junior menandakan bahwa siluet penerus HiMa sedikit terbuka.

"Kontribusi buat jurusan dan angkatan kalian mana??" bentak Si Senior menatap dengan tajam di barisan wajah polos dengan kepala plontos, jelas terlihat aura ketakutan dari Si Junior. Hanya diam dan sesekali menyenggol sikut teman seangkatannya sebagai aba-aba supaya salah satu dari mereka mau mengacungkan tangan, dan memberikan solusi yang diharapkan. Meski kesimpulannya adalah, Junior selalu salah, dan Senior selalu benar. Bentuk pendidikan mental yang dalam wacananya menyambut Junior dengan baik, toh pada kenyataan dan penerapannya jauh dari yang ada dalam tulisan, justru Si Senior menerima Si Junior dengan 'karpet merah' (pijakan penuh dengan pertikaian)..

Jika dianalogikan, Junior itu semacam kismis manis yang tersedia di meja hidangan. Dari sudut pandang manapun, Senior akan tergoda untuk mencicipi manisnya. Entah ia dari delegasi HiMa, Fakultas, UKM, dan Organisasi pusat, mereka berharap kismis itu mampir di kerongkongannya. Dari situlah, setiap delegasi akan saling berlomba untuk menjelaskan dengan seindah-indahnya tentang arti 'kontribusi' yang semenjak menjadi bagian dari 'orang baru' hal ini selalu didengungkan filosofisnya...

................................

Hanya ingin mengenang semasa menjadi 'orang baru' di kehidupan baru. Setelah kini menginjak semester 4, telah banyak delegasi-delegasi yang kucicipi hanya untuk mencari arti 'kontribusi' yang menurut jabaran Senior semasa dulu, ternyata masih jauh dari kesimpulan yang kurenungkan. Mungkin paragraf dibawah akan lebih terwujud sebagai bentuk-bentuk urutan angka yang menuliskan beberapa kesimpulan yang selama ini kucari dari pengalamanku bersama delegasi-delegasi yang ditawarkan..

1. Kontribusi sendiri berarti prosentase 'kehadiran' dan pertanggungjawaban dari keberadaan yang menggariskan kita masuk di dalamnya.
2. Tidak ada manusia yang salah dengan bentuk 'kontribusi' yang ia utamakan.
3. Jangan memandang sebelah mata pada mahasiswa yang hanya KuPu (Kuliah Pulang), mungkin itulah 'kontribusi' yang ia prioritaskan.
4. Hierarki 'kontribusi' dari yang tertinggi ke yang rendah adalah, untuk Allah, Orang tua, dan sosial.
5. Bentuk dari 'kontribusi' kepada Allah adalah, kita tunduk dan patuh pada aturan dan syariat'-Nya, serta menjauhi dari segenap larangan yang dimurkai-Nya.
6. Bentuk dari 'kontribusi' kepada orang tua adalah, kita mampu menyelesaikan kuliah dengan baik. Entah itu dalam wujud IPK, prestasi, atau kebanggaan yang layak dibanggakan didepan mereka.
7. Untuk yang 'kontribusi' sosial ini banyak bentuk yang bisa diaplikasikan, tergantung dari sisi manusiawi yang dimiliki oleh setiap individu..

Hanya itu yang bisa kurumuskan selama perjalananku mencari arti 'kontribusi'. Bukan bermaksud ini adalah rumusan terbaik dalam sejarah perumusan arti 'kontribusi'. Saya yakin anda dan kalian punya pandangan sendiri tentang arti 'kontribusi' yang selama ini selalu hadir dan akan hadir selama penghembusan nafas manusia masih berlangsung. Saran dari saya, sampaikan dan kemas rumusan anda sekalian dalam bentuk apapun yang bisa dikomunasikan ke wacana luas. Dengan senang hati saya akan menyempatkan diri untuk bisa bertukar pikiran dengan anda mengenai arti 'kontribusi'..




2 comments:

  1. korban pengkaderan bro?

    ReplyDelete
  2. ia Bradd.. maklum kuliah di teknik

    makasih sudah mau komen

    ReplyDelete