Saturday, March 17, 2012

Puisi 'Manusia Sandal Japit'

"1 april 2012, dikabarkan BBM(Bahan Bakar Minyak) menanjak naik dari Rp. 4500,- menjadi Rp. 6000,- per liter. Bagi kami, sekumpulan 'Manusia Sandal Japit' terasa menyayat darah beku. Mengingat BBM naik maka akan berdampak pada kenaikan bahan baku pokok lainnya". Meski kerongkongan sampai kering, dan pita suara sampai enggan menimbulkan resonansi, kami sekumpulan 'Manusia Sandal Japit' akan terus berteriak keras didepan gendang telinga 'Tuan Berdasi' yang kami anggap tuli. Entah Ia mendengar atau pura-pura tuli dengan tuntutan kami, toh kami tidak peduli. Karena ini adalah bentuk pembelaan yang bisa kami lakukan, melihat dan menyaksikan kebijakan yang selalu menyudutkan keberadaan kami. 

Dengan tangis kami sekumpulan 'Manusia Sandal Japit' ingin menghaturkan dan menyampaikan bentuk pembelaan kami dalam sebuah puisi sederhana, kami berharap 'Tuan Berdasi' mau sedikit membuka penutup telinga dan membuka 'kacamata' yang selama ini telah mengaburkan pandangan 'Tuan Berdasi'. Dengan penuh harap, Tuan mau sedikit mengasihi keberadaan kami dengan mau merubah keputusan 1 April mendatang.


Wahai Tuan..
Mungkin 1.500 tak berarti apa-apa buat Tuan..
Terlalu kecil jika dibandingkan dengan 'pundi kekayaan' Tuan..
Terlalu minor jika dibandingkan dengan 'tunjangan hidup' Tuan..
Tapi, itu adalah nilai yang cukup mengenyangkan bagi perut kami..
Yang sehari-hari hanya berharap pada kemurahan Sang pemilik hati..

Asal Tuan tau..
Selama ini kami telah melunak dengan semua kebijakan Tuan..
Yang menurut kami tak jauh dari semakin bertambahnya 'kaum lapis dua' karena Tuan..
Miskin, Fakir itulah predikat yang melekat pada keberadaan kami..
Apa tidak cukup dengan penderitaan kami??
Sampai Tuan tega dengan keputusan naiknya Bahan Bakar Minyak Bumi??

Wahai Tuan..
Kami tidak menuntut banyak terhadap Tuan..
Asal kami dan keluarga kami cukup makan 3x sehari..
Itu sudah lebih dari yang kami impikan..
Toh selama ini, masih banyak sebagian dari kami yang hanya makan seadanya..
Hanya nasi aking dan 'gaple' yang mampir di kerongkongan kami..
 Itulah perbedaan antara kami dengan Tuan..
Tuan 'makan enak', kami pun 'makan enek'..
Tuan 'tidur lelap', kami pun 'tidur lelah'..
Tapi, itu semua tidak jadi masalah buat kami..
Asal Tuan bisa lebih menganggap keberadaan kami..
Saat kami menangis, Tuan menyapukan tisu di pelupuk mata kami..
Saat kami butuh pendidikan, Tuan mau menyediakan pendidikan murah buat kami..
Saat kami menyuarakan aspirasi kami, Tuan mau mendengarkan dan mewujudkan..
Biar sandang, pangan, dan papan kami urus sendiri..
Asal Tuan bisa menjadi tameng yang kokoh sebagai pelindung kami..

Wahai Tuan..
Mungkin itu yang bisa kami uraikan..
Meski masih berstatus harapan..
Tapi, kami masih percaya akan adanya keajaiban..

2 comments:

  1. assalamu'alaykum..pertama berkunjung.salam kenal...

    ReplyDelete
  2. waalaikumussalam..

    makasih telah berkunjung.. salam kenal

    ReplyDelete