Terdiam membisu di sudut kota
meratap nasib
Mengemis kasih dan cinta dari
lalu-lalang manusia
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun salahkah kami meminta
sebagian kasih dari kalian?
Menatap sayu indah dunia, yang
tak berpihak pada kami
Seakan acuh dengan semua tetes
mata kepedihan
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun sebegitu kejamkah dunia
terhadap kami?
Terlahir dinegeri kaya nan elok
panorama alam
Sedikit tegukan pelepas dahaga
pun urung kami dapatkan
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun hinakah kami meminta
kesejahteraan pada negri kami?
Kalian semua memang tak akan
pernah mengerti
Memandang kami pun penuh
kejijikkan jelas terlihat di mata kalian
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun dimana sisi kemanusiaan
kalian terhadap keberadaan kami?
Lantas selama ini kalian
memandang kami dalam bentuk apa?
Sebatas manusia tak dianggap
keberadaan ditengah kota kah?
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun anggaplah kami lebih
manusiawi, toh kami pun tetap manusia sama seperti kalian
Hanya tangis dan ratapan yang
bisa kami lakukan
Tak mengapa, asal kami masih
diberi kesempatan meminta kepada-Nya
Memang kami bukan siapa-siapa,
hanya manusia-manusia lapar
Namun dibalik kejamnya dunia,
Sang Esa masih melihat kami sebagai hambanya
(Selasa,
31 Juli 2012)
No comments:
Post a Comment