Saturday, August 4, 2012

Manusia – Manusia Lapar


Terdiam membisu di sudut kota meratap nasib
Mengemis kasih dan cinta dari lalu-lalang manusia
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun salahkah kami meminta sebagian kasih dari kalian?
Menatap sayu indah dunia, yang tak berpihak pada kami
Seakan acuh dengan semua tetes mata kepedihan
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun sebegitu kejamkah dunia terhadap kami?
Terlahir dinegeri kaya nan elok panorama alam
Sedikit tegukan pelepas dahaga pun urung kami dapatkan
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun hinakah kami meminta kesejahteraan pada negri kami?
Kalian semua memang tak akan pernah mengerti
Memandang kami pun penuh kejijikkan jelas terlihat di mata kalian
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun dimana sisi kemanusiaan kalian terhadap keberadaan kami?
Lantas selama ini kalian memandang kami dalam bentuk apa?
Sebatas manusia tak dianggap keberadaan ditengah kota kah?
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun anggaplah kami lebih manusiawi, toh kami pun tetap manusia sama seperti kalian
Hanya tangis dan ratapan yang bisa kami lakukan
Tak mengapa, asal kami masih diberi kesempatan meminta kepada-Nya
Memang kami bukan siapa-siapa, hanya manusia-manusia lapar
Namun dibalik kejamnya dunia, Sang Esa masih melihat kami sebagai hambanya

(Selasa, 31 Juli 2012)

No comments:

Post a Comment