Saturday, August 4, 2012

Sudut Pandang


Cara memperhatikan kondisi sekitar tiap Individu jelas berbeda. Dasar itulah yang menghasilkan bagaimana bersikap terhadap permasalahan. Hingga sikap tersebut mampu menyimpulkan seberapa besar kearifan yang dimiliki setiap Individu, akankah Ia benar-benar Orang ataukah sekadar spesies Manusia. Nampak sama namun jelas berbeda. Orang pastinya menduduki kasta tertinggi dibanding sekadar spesies manusia, yang acapkali tolak ukur hidupnya Ia sendiri yang menentukan. Spesies Manusia jelas mengabaikan nilai-nilai luar yang sejatinya menjadikan Individu itu sendiri menjadi manusia seutuhnya. Entah Ia sendiri lupa dengan nilai-nilai dirinya sendiri, atau memang Ia terlena dengan nilai-nilai duniawi yang memuaskan hati. Yang menjadikan Ia tak lebih dari spesies manusia saja,bertulang dan berdaging berisikan nyawa. Praktis sudah bumi ini memiliki dua jenis Individu dari segi sudut pandang kehidupan.


Agaknya Individu itu sendiri menyangkup semua makhluk bernafas dilengkapi sistem akal dan hawa nafsu. Tak terkecuali Individu yang mengatasnamakan diri sebagai Mahasiswa. Bagian Individu yang beruntung dalam hal mengenyam perguruan tinggi di kala pendidikan kian mahal. Yang dalam keseharian kampus akrab dengan aktivitas kuliah, rapat organisasi, atau game online pelepas penat. Sekilas super sekali Mahasiswa itu, dibalik resahnya menuntut ilmu Ia kerap terlihat sibuk dalam organisasi kampus entah lingkup jurusan, fakultas atau institut. Disinilah, kentara Mahasiswa tersebut termasuk jenis Individu mana dalam hal menyikapi keadaan sekitar. Sisi yang pertama ialah Individu berlabel spesies Manusia. Ia menjalani perkuliahannya secara wajar, meski tak menampikan ada sedikit dari mereka yang kuliahpun enggan. Terkadang diluar jam kuliah, Ia memiliki kesibukan untuk mengisi harinya dengan aktif di organisasi. Sibuk dengan rapat rutinnya, LPJ bulanan, lantas rasa mengabaikan kehidupan sekitar ini yang menjadikan Ia termasuk spesies Manusia. Akademik dan organisasi. Dua hal yang menjadikan Individu ini apatis dan acuh dengan kehidupan sosial masyarakat. Lapisan manusia menderita dikarenakan kebijakan pemerintah yang mencekik kehidupan. Memang berbagai kenaikan harga dan BBM tidak bermasalah bagi kalian, terhitung orangtua kalian berpenghasilan cukup hingga mampu mengkuliahkan kalian di Institut bagus. Namun, sempatkanlah kalian bertanya pada pedagang tahu tek kesukaan kalian, atau menanyakan masalah mencukupi kebutuhan sehari pada pedagang gorengan sekitaran kampus. Kalian setidaknya akan tahu kesusahan mereka, berakibat ulah pemerintah mencetuskan kebijakan yang kontra rakyat. Selama ini kalian seakan membutakan diri terhadap kesusahan rakyat, toh kenyataannya sebagian biaya kuliah kalian dibiayai oleh keringat mereka. Dasar pandangan kalianlah yang menjadikan diri sebagai sebatas spesies Manusia. Hidup namun tak mampu menghidupkan. Hidup dengan kesenangan untuk diri sendiri. Sedang sisi kedua, Individu yang benar-benar Orang. Bertolak belakang dengan yang pertama. Ia peduli dengan keadaan sekitar, terutama permasalahan kekinian yang menghimpit rakyat. Meski yang bisa mereka lakukan hanya turun kejalan atau mengkritiki kursi nyaman pemerintah dengan tulisan atau jaring aspirasi. Setidaknya mereka masih memiliki rasa kemanusiaan itu sendiri. Rasa yang mempartisi Individu pada dua keberadaan..

28 Juli 2012

No comments:

Post a Comment