Cara
memperhatikan kondisi sekitar tiap Individu jelas berbeda. Dasar itulah yang menghasilkan
bagaimana bersikap terhadap permasalahan. Hingga sikap tersebut mampu
menyimpulkan seberapa besar kearifan yang dimiliki setiap Individu, akankah Ia
benar-benar Orang ataukah sekadar spesies Manusia. Nampak sama namun jelas
berbeda. Orang pastinya menduduki kasta tertinggi dibanding sekadar spesies
manusia, yang acapkali tolak ukur hidupnya Ia sendiri yang menentukan. Spesies
Manusia jelas mengabaikan nilai-nilai luar yang sejatinya menjadikan Individu
itu sendiri menjadi manusia seutuhnya. Entah Ia sendiri lupa dengan nilai-nilai
dirinya sendiri, atau memang Ia terlena dengan nilai-nilai duniawi yang memuaskan
hati. Yang menjadikan Ia tak lebih dari spesies manusia saja,bertulang dan
berdaging berisikan nyawa. Praktis sudah bumi ini memiliki dua jenis Individu
dari segi sudut pandang kehidupan.
Agaknya
Individu itu sendiri menyangkup semua makhluk bernafas dilengkapi sistem akal
dan hawa nafsu. Tak terkecuali Individu yang mengatasnamakan diri sebagai
Mahasiswa. Bagian Individu yang beruntung dalam hal mengenyam perguruan tinggi
di kala pendidikan kian mahal. Yang dalam keseharian kampus akrab dengan
aktivitas kuliah, rapat organisasi, atau game
online pelepas penat. Sekilas super sekali Mahasiswa itu, dibalik resahnya
menuntut ilmu Ia kerap terlihat sibuk dalam organisasi kampus entah lingkup
jurusan, fakultas atau institut. Disinilah, kentara Mahasiswa tersebut termasuk
jenis Individu mana dalam hal menyikapi keadaan sekitar. Sisi yang pertama
ialah Individu berlabel spesies Manusia. Ia menjalani perkuliahannya secara
wajar, meski tak menampikan ada sedikit dari mereka yang kuliahpun enggan.
Terkadang diluar jam kuliah, Ia memiliki kesibukan untuk mengisi harinya dengan
aktif di organisasi. Sibuk dengan rapat rutinnya, LPJ bulanan, lantas rasa mengabaikan
kehidupan sekitar ini yang menjadikan Ia termasuk spesies Manusia. Akademik dan
organisasi. Dua hal yang menjadikan Individu ini apatis dan acuh dengan
kehidupan sosial masyarakat. Lapisan manusia menderita dikarenakan kebijakan
pemerintah yang mencekik kehidupan. Memang berbagai kenaikan harga dan BBM
tidak bermasalah bagi kalian, terhitung orangtua kalian berpenghasilan cukup
hingga mampu mengkuliahkan kalian di Institut bagus. Namun, sempatkanlah kalian
bertanya pada pedagang tahu tek kesukaan kalian, atau menanyakan masalah
mencukupi kebutuhan sehari pada pedagang gorengan sekitaran kampus. Kalian
setidaknya akan tahu kesusahan mereka, berakibat ulah pemerintah mencetuskan
kebijakan yang kontra rakyat. Selama ini kalian seakan membutakan diri terhadap
kesusahan rakyat, toh kenyataannya sebagian biaya kuliah kalian dibiayai oleh
keringat mereka. Dasar pandangan kalianlah yang menjadikan diri sebagai sebatas
spesies Manusia. Hidup namun tak mampu menghidupkan. Hidup dengan kesenangan
untuk diri sendiri. Sedang sisi kedua, Individu yang benar-benar Orang.
Bertolak belakang dengan yang pertama. Ia peduli dengan keadaan sekitar,
terutama permasalahan kekinian yang menghimpit rakyat. Meski yang bisa mereka
lakukan hanya turun kejalan atau mengkritiki kursi nyaman pemerintah dengan
tulisan atau jaring aspirasi. Setidaknya mereka masih memiliki rasa kemanusiaan
itu sendiri. Rasa yang mempartisi Individu pada dua keberadaan..
28
Juli 2012
No comments:
Post a Comment