Monday, September 24, 2012

Hi Mom



Hi Mom?. Setaun sudah engkau meninggalkan kami dalam diam, meski yang dirasakan seperti seabad lamanya engkau pergi. Setiap matahari terbit lubang rindu akan hadirmu semakin menggunung ingin sekali terlampiaskan dengan memeluk erat tubuh anggunmu. Hanya doa selepas fardhu yang mampu kami lakukan untuk berkomunikasi dengan engkau wahai Ibu. Apakah engkau mendengar apa yang kami mohonkan kepada Sang Esa untuk kenyamananmu disana wahai Ibu..

Hi Mom?. Engkau selalu mengajarkan kepada kami untuk selalu menjalankan apa yang menjadi kewajiban seorang hamba yang taat dan ketahuilah hingga kini kami masih nyaman dengan petuahmu, meski perasaan rindu akan wajah masammu engkau tunjukan kepada kami kala terlupa akan kehidupan akhirat. Engkau selalu menekankan shalat diawal waktu dimanapun bumi yang kami pijak. Itu ucapanmu jika anak-anakmu mencium tanganmu hendak pamit meninggalkanmu untuk menempuh jalan kehidupannya masing-masing..

Hi Mom?. Engkau terlahir dari seorang keluarga petani kampung kaya yang punya banyak sawah, namun mengapa engkau tidak pernah protes saat Ibumu tidak menyekolahkanmu pada masa itu. Sedang Ia lebih senang membiarkanmu mengurusi binatang ternak hingga membuat tubuhmu termakan kelelahan. Lantas mengapa engkau tidak membalas perilaku Ibumu terhadap kami anak-anakmu, justru engkau mati-matian mengusahakan pendidikan ke-12 anakmu hingga jenjang yang diharapkan pemerintah. Engkau tidak pernah menyuruh kami untuk mengadu nasib menjadi TKI/TKW di negeri orang meski kehidupan keluargamu hanya bergantung pada berapa banyak Kg buah yang mampu engkau jual di pasar kampung setiap harinya. Sungguh kami sangat bersyukur menjadi bagian dari manusia yang pernah tinggal dirahimmu meski hanya 9 bulan kehidupan..


Hi Mom? Engkau selalu tersenyum kepada kami dalam keseharianmu mencari nafkah seakan tidak pernah menghadapi permasalahan ekonomi hidup meski di tengah malam engkau menangis dalam sujudmu memohon kepada Tuhanmu agar anak-anakmu tidak kurang makan dan tetap bisa sekolah. Engkau selalu yakin perihal konsep rezeki karna memang Tuhanmu tak akan menyia-nyiakan satu pun makhluk ciptaan-Nya di bumi..

Hi Mom?. 27 September 2011 mungkin hari terakhirmu sebagai posisi ketundukanmu terhadap Tuhanmu menjadi seorang Ibu dari banyak anak. Tapi kami disini akan selalu mengenangmu sebagai sosok Ibu panutan dan tak tergantikan sepanjang kehidupan kami sebagai anak yang terlahir dari rahim muliamu..

Hi Mom?. Sebetulnya banyak yang ingin kami ceritakan kepadamu, hanya saja kesemuanya tertuju pada kesimpulan bahwasanya kami sangat bahagia menjadi bagian dari kehidupanmu, menjadi manusia yang tercatat sebagai anak biologismu, menjadi manusia yang pernah engkau didik dalam hal menghadapi getirnya dunia. Kami benar-benar rindu akan sosok tegarmu, rindu akan senyum ikhlasmu saat kami berprestasi di sekolah, rindu akan segala hal yang ada pada sosok muliamu. Wahai Ibu, semoga kita dipertemukan kembali dalam kehidupan yang abadi di akhirat sana dalam naungan surga yang Allah janjikan kepada keluarga yang sholeh. Hingga kematian mendatangi satu persatu dari kami, keluarga yang engkau tinggalkan..

Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

24 September 2012

3 comments: