Thursday, February 21, 2013

Gomenasai..

Lama diri ini berpaling dari laman mu..
Sekedar memberi senyum pun urung kutujukan untuk mu..
Sekelumit alasan kulontarkan sebagai pembelaan ku,
atas sikap acuh akan keberadaan mu..

Memang wujud fisikmu teramat sederhana bagiku,
namun sisi lain perangaimu mengajariku..
Arti dari sebuah persahabatan abadi,
antara pena dan lembaran perasaan murni..

Kuakui pandangan ini semakin banyak memiliki mimpi,
yang mungkin mengalihkan perangai manismu..
Akan tetapi sejak kehadiranmu dalam kisah ini,
mengajariku arti berbagi dan mendengarkan rasa hati..

"tidak sepatutnya kita meninggalkan sesuatu yang kita senangi, terlebih hal itu adalah sarana bagi kita untuk menyalurkan perasaan dan belajar menuliskan badai yang berkecamuk dalam pikiran"

Wednesday, November 21, 2012

Rona Kemanusiaan



Manusia terlahir sesempurna mungkin berikut dengan perangkat istimewa yang membedakannya dengan makhluk lain di muka bumi. Meski tercipta dari saripati hina ia dimuliakan kedudukannya dengan kemampuannya memposisikan dirinya pada kondisi yang menunjukan eksistensinya sebagai manusia. Disinilah akal berperan besar disetiap kondisi keduniaan yang mampu mewujudkan arti manusia itu sendiri. Terlebih manusia memiliki sebuah gumpalan darah pemicu semua mimik suasana yang terpatri dari paras wajah. Dari darah inilah ia mampu merasakan kondisi sekitar dan mampu menentukan langkah tepat untuk menyikapi kejadian dilingkungannya. Gumpalan darah inilah yang membedakan dan mengklasifikasikan manusia-manusia dalam beberapa strata kehidupan. Entah ia akan menjadi manusia peduli ataukah memang gumpalan darah ini memang mati yang mewujudkan manusia buta terhadap lingkungan sekitar.